Something
About My Life
Nama
saya Sekar Ariane Maharani. Saya lahir di Bandung, pada tanggal 31 Mei 2002.
Saya hidup bersama ibu, ayah, dan kakak perempuan saya. Nenek saya merupakan
tetangga saya yang tinggal hanya selang dua rumah dari rumah saya. Saya berumur
18 tahun. Saya dulu bersekolah di SDPN Sabang, SMP Negeri 30, dan SMA Negeri 3
Bandung. Saat ini, saya merupakan mahasiswa TPB fakultas FITB (Fakultas Ilmu
Teknologi dan Kebumian), ITB Ganesha Bandung.
Sebagai
manusia biasa, tentu saya memiliki kekurangan. Menurut saya, kekurangan yang
paling menonjol dalam diri saya adalah memiliki mood yang mudah berubah setiap
waktu sehingga membuat saya mudah merasa bosan, tidak gemar membaca, lebih suka
melakukan pekerjaan sendiri, tidak PD dalam berbicara di depan umum, takut
untuk berinteraksi dengan orang baru, dan tidak biasa mengambil keputusan
sendiri. Untungnya, dibalik kekurangan, masih terdapat kelebihan dalam diri saya.
Kelebihan ini biasanya saya tunjukkan kepada orang-orang terdekat. Saya dapat
membaca suasana hati mereka melalui ekspresi yang ditunjukkan. Saya sering
dijadikan tempat curhat karena dianggap sebagai pendengar yang cukup baik. Selain
itu, saya juga dapat membuat suasana hati mereka kembali ceria melalui lelucon
maupun tingkah laku konyol yang saya tunjukkan.
Sebagai
generasi muda yang hidup di era modern, saya mengalami kesulitan dalam
mempelajari teknologi canggih. Selain itu, saya juga tidak merasa nyaman berbicara
di depan umum. Untungnya, saya memiliki orang-orang yang dapat mendukung saya
dalam menghadapi dunia modern saat ini. Saya memiliki keluarga dan teman yang
suportif dan edukatif. Dari merekalah saya termotivasi untuk menjadi pribadi
yang lebih berani dengan melakukan diskusi mengenai isu-isu yang sedang terjadi
di dunia ini secara santai sekaligus sebagai bentuk pelatihan diri untuk
berinteraksi sosial dan menyampaikan pendapat.
Saya
sering mengisi waktu luang dengan menonton film maupun mendengarkan lagu dalam bahasa
Inggris. Kegiatan ini dapat menambah kosakata bahasa Inggris sekaligus
memberikan pengetahuan pengucapan setiap kosakata tersebut. Kegiatan ini memang
benar-benar saya nikmati sehingga membuat saya sempat tergerak untuk mempelajari
bahasa asing lain. Namun, seperti biasa, sikap mudah bosan dan tidak
konsisten membuat saya cepat menyerah. Alhasil, sampai saat ini pengetahuan
bahasa asing saya belum bertambah.
Walaupun
jurusan yang saya ambil ini tidak ada hubungannya dengan sastra dan bahasa,
suatu hari nanti saya berharap bisa menjadi penyambung lidah Presiden Indonesia
yang terkenal akan hal positif. Setelah dikenal sebagai penerjemah
presiden, saya berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pentingnya penguasaan bahasa Inggris. Dengan demikian, semakin banyak orang yang termotivasi untuk menambah
kecakapan berbahasa asing, terutama bahasa Inggris sehingga dapat meningkatkan daya saing diri dengan
masyarakat dunia.
#StoryOfMyLife
#MendefinisikanPeran
#OSKMITB2020
#TerangKembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar