Berkurangnya Air Tanah sebagai Tantangan Masa Depan
Kondisi
Air Tanah Saat Ini
Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2004 mengenai Sumber Daya Air mendefinisikan air tanah sebagai air yang
terdapat di lapisan batuan di bawah permukaan tanah. Air tanah berperan penting
dalam kehidupan manusia, mulai dari kebutuhan industri hingga kebutuhan rumah
tangga. Menurut koran Tempo, pada
tahun 2018, 65% warga Jakarta masih menggunakan air tanah untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Hal itu juga tidak akan jauh berbeda dengan daerah lain
di Indonesia. Namun, seperti yang sudah diketahui, kadar air tanah semakin
berkurang di setiap daerah. Hal tersebut sempat menyebabkan tidak adanya air di
sekitar rumah saya. Akibatnya, warga yang tidak memiliki
sumur resapan air sendiri harus ekstra memanggil tukang air yang menjual air
perjerigen sehingga air bersih untuk kebutuhan rumah tangga terpenuhi.
Memerlukan waktu kurang lebih seminggu untuk menggali sumur lebih dalam hingga
diperoleh lapisan tanah dengan kadar air tanah yang masih banyak. Dengan
begitu, air dapat kembali mengalir ke rumah-rumah penduduk.
Dampak
Berkurangnya Air Tanah
Pertumbuhan jumlah penduduk menyebabkan
kebutuhan air bersih untuk memenuhi kebutuhan manusia semakin meningkat,
akibatnya kadar air tanah semakin menipis . Hal ini ditunjukkan oleh beberapa
fakta krisis air yang terjadi di beberapa daerah di Jakarta maupun di daerah
lain, terutama di Pulau Jawa. Bahkan ada prakiraan bahwa Jawa akan ‘kehabisan
air’ di tahun 2040. Jika hal tersebut terus terjadi tanpa penanganan yang tepat
dan berkelanjutan, akan semakin banyak daerah yang mengalami krisis air dalam
waktu dekat karena semakin banyak mata air kering. Penduduk sekitar desa bisa
mengalami kerugian besar akibat penurunan hasil panen karena tanaman pangan
kekeringan. Dengan demikian, semakin menipisnya kadar air tanah dapat
berpotensi menjadi tantangan masa depan, yaitu tidak adanya air tanah yang
tersisa.
Selain berpotensi menjadi tantangan masa
depan dari sisi krisis air, berkurangnya air tanah juga secara tidak langsung
berdampak pada tanah itu sendiri. Seperti pada daerah rumah saya, ketika air
tanah sudah habis, akan dilakukan penggalian sumur resapan air yang lebih dalam.
Jika hal tersebut terus menerus dilakukan, akan dihasilkan ruang kosong di
dalam tanah sehingga permukaan tanah tidak lagi kuat dan akan menimbulkan
amblesan. Amblesan yang ditimbulkan dapat membahayakan karena menghasilkan
kemiringan atau bahkan kehancuran infrastruktur. Selain itu, penggalian terus
menerus juga akan mengakibatkan penurunan muka tanah hingga daerah pesisir
memiliki potensi besar terendam air laut. Berdasarkan data yang disajikan oleh National Geographic, wilayah Jakarta
Utara mengalami penurunan tanah sedalam 2,5 cm/tahun, wilayah Jakarta Barat
sedalam 15 cm/tahun, wilayah Jakarta Timur sedalam 10 cm/tahun, wilayah Jakarta
Pusat sedalam 2 cm/tahun, dan Jakarta Selatan sekitar 1 cm/tahun. Sementara itu,
penurunan air tanah di Bandung berkisar 5-10 cm/tahun dan 15-20 cm/tahun yang
terjadi di daerah Cekungan Bandung.
Pentingnya
Pembahasan mengenai Berkurangnya Air Tanah
Pembahasan mengenai berkurangnya kadar
air tanah penting untuk dilakukan agar segala dampak yang dapat berpotensi
menjadi tantangan masa depan tidak benar-benar berubah menjadi tantangan masa
depan. Pembahasan mengenai krisis air dan berita kota tenggelam sudah cukup
familiar di kalangan masyarakat. Namun, mungkin alasan krisis air dan kota
tenggelam tersebut belum banyak diketahui masyarakat. Melalui solusi dan
penanganan secara berkelanjutan, diharapkan dampak tersebut dapat dihindari. Hal
ini merupakan permasalahan struktural yang membutuhkan kerja sama seluruh
masyarakat dalam menanganinya sesuai dengan peran dan posisinya.
Peran
Mahasiswa
Masyarakat mendukung segala kebijakan
pemerintah terkait pencegahan dampak berkurangnya air tanah tersebut dan
mengingatkan orang lain untuk ikut mendukung juga. Mahasiswa dapat
berpartisipasi lebih dalam membantu menyebarkan poster akan dampak berkurangnya
air bersih dan kebijakan pemerintah dalam menangani hal tersebut melalui social
media dan platform lainnya. Selain itu, masyarakat juga harus menggunakan air
tanah dengan tetap melestarikannya, seperti menamam banyak pohon agar penyerapan
air dari permukaan tanah semakin banyak sehingga dapat menghindari banjir dan
menambah kadar air tanah. Menggunakan air tanah secukupnya dan berwawasan
lingkungan adalah kunci pencegahan dari masyarakat.
SUMBER
https://koran.tempo.co/read/metro/426966/konsumsi-air-tanah-jakarta-stabil-tinggi
https://www.gramedia.com/literasi/air-tanah/#Permasalahan_Air_Tanah
http://pdamtirtabenteng.co.id/berita/dampak-negatip-pengambilan-air-tanah-secara-berlebihan
#TantanganMasDep
#KATITB2021