Senin, 21 September 2020

 

Apakah Perkembangan Kecerdasan Buatan Menjadi Musuh Manusia di Masa Depan?

 

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) telah membuat kegiatan komunikasi dan penyebaran informasi semakin cepat seperti tanpa mengenal jarak dan waktu. Melihat respon positif yang didapat dari kemajuan IPTEK, manusia pun terus berusaha untuk mengembangkan pengetahuan maupun penemuan baru dalam bidang tersebut. Semakin canggih teknologi yang diciptakan manusia, semakin besar pula permasalahan atau dampak negatif yang dihasilkan dari teknologi tersebut. Hal inilah yang menjadi tantangan masa depan yang akan dihadapi generasi muda untuk terus meningkatkan teknologi dengan berusaha untuk memperkecil segala dampak negatif yang mungkin dihasilkan.

Salah satu isu yang kemungkinan akan menjadi tantangan di masa depan adalah kecerdasan buatan atau bisa disebut juga intelegensi artifisial (bahasa InggrisArtificial Intelligence) disingkat AI. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan kecerdasan buatan sebagai “kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel”. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakarpermainan komputer (games), logika fuzzyjaringan saraf tiruan dan robotika. (Wikipedia)

Sistem AI terbagi menjadi dua kecerdasan, yaitu kecerdasan buatan kuat dan lemah. Kecerdasan buatan kuat dapat menciptakan sistem yang memiliki kemampuan intelektual yang dapat bekerja atas inisiatifnya sendiri, sedangkan kecerdasan buatan lemah dapat menciptakan sistem yang melakukan simulasi perilaku cerdas berdasarkan metode matematika dan ilmu komputer. Untuk saat ini, sudah banyak berkembang sistem AI lemah, seperti Siri, Cortana, dan Google Assistant. Namun, seperti yang sudah disampaikan, semakin banyak respon positif, manusia akan semakin tertantang untuk menciptakan temuan yang lebih canggih setiap harinya. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa tidak lama lagi, sistem AI kuatlah yang akan terus berkembang.

Dampak dari sistem AI sudah dapat dirasakan dari sekarang, Sebagai dampak positf, sistem AI memang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia melalui proses kerjanya yang lebih praktis, efisien, hemat biaya, dan mampu mengemban lebih banyak tugas daripada manusia secara langsung. Kecerdasan buatan ini juga dapat memberikan solusi sederhana untuk menghadapi persoalan yang kompleks dalam waktu yang lebih singkat.

Dengan berbagai dampak positif yang diberikan, apakah AI ini akan menjadi tantangan di masa depan? Salah satu metode yang dilakukan dalam mendeteksi kemungkinan suatu isu menjadi permasalahan masa depan adalah melalui analisis VUCA. VUCA, yang terdiri dari Volitality, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity adalah konsep yang digunakan sebagai ‘kacamata’ dalam menjelaskan sifat tantangan masa depan . Metode VUCA ini pertama kali digunakan dalam dunia militer pada era sembilan puluhan untuk menggambarkan situasi medan tempur yang dihadapi oleh pasukan operasional dimana informasi medan yang ada amat terbatas.

            Konsep VUCA dalam menganalisis AI sebagai tantangan masa depan

1.            Volatility

Volatility adalah keadaan saat lingkungan berubah secara tiba-tiba dalam skala besar dan ekstrem. Kehidupan manusia kini berubah secara ekstrem seiring dengan perkembangan AI. Saat ini, sudah banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh mesin maupun robot, seperti operator telepon, penjaga pintu tol, pengatur lalu lintas, teller bank, dan lain-lain. Dalam kehidupan yang sudah penuh dengan teknologi maju ini, bisa saja kita lupa bahwa pekerjaan yang sudah disebutkan di atas dulunya dikerjakan secara langsung oleh manusia.

2.            Uncertainty

Uncertainty adalah keadaan saat sulitnya menentukan atau memprediksi situasi secara akurat di masa depan. Konsep volatility dapat dijadikan bukti untuk konsep uncertainty. Pekerjaan manusia yang sudah banyak digantikan oleh mesin atau robot dapat menjadi bukti bahwa saat ini, kompetitor manusia dalam dunia kerja bukan hanya lagi dengan sesama manusia, tetapi juga dengan mesin yang telah diciptakan oleh manusia lain. Dulu, manusia mungkin tidak pernah menyangka bahwa saat ini banyak pekerjaan mereka yang telah diambil alih oleh mesin atau robot.

3.            Complexity

Complexity adalah keterhubungan antarkomponen dalam suatu sistem. Dalam kemajuannya, saat ini manusia banyak dimanjakan dengan AI, baik dalam bidang industri, sosial, kesehatan, dan bidang lainnya. Sebagai contoh, dalam bidang industri, banyak pabrik yang telah menggunakan mesin untuk meningkatkan keefektifan dan keefisiensian produksi. Dalam bidang sosial sudah dikenal chatterbot, yaitu sebuah program komputer yang dirancang untuk menyimulasikan percakapan intelektual dengan satu atau lebih manusia baik secara audio maupun teks. Dalam bidang kesehatan, AI banyak digunakan untuk mendeteksi penyakit yang terdapat dalam tubuh seseorang.

4.            Ambiguity

Ambiguity adalah kondisi saat terdapat multiple meanings dalam mengartikan suatu keadaan sehingga tidak ditemukan arti yang jelas. Saat ini, banyak orang yang beranggapan bahwa untuk memajukan teknologi, diperlukan inovasi berupa mesin maupun robot baru untuk memecahkan berbagai masalah kompleks. Apabila inovasi tersebut dilakukan secara terus menerus, maka kekhawatiran masa depan mengenai dominasi kecerdasan buatan yang akan mengambil semakin banyak peran manusia akan terwujud. Menurut saya, lebih baik kita fokuskan pada pengembangan mesin maupun robot yang sudah ada sehingga dapat lebih canggih dalam memecahkan solusi. Kemajuan AI akan menjadi tantangan masa depan ketika AI sudah mendominasi seluruh bidang kehidupan manusia.

Dalam menghadapi era ini, terdapat beberapa cara agar kita sekiranya tidak menjadi manusia yang tertinggal dalam menghadapi perkembangan teknologi.

1.            Berhenti menjadi orang yang pasif akan teknologi dengan terus mengupdate informasi terbaru mengenai kemajuan teknologi yang didasarkan pada kebenaran ilmiah.

2.       Terus mengingat bahwa mesin dan robot yang diciptakan tidak memiliki akal untuk berpikir seperti manusia sehingga manusia tidak akan terkalahkan oleh robot jika manusia selalu melatih akal pikirannya untuk menumbuhkan ide kreatif.

3.          Mengerahkan semua potensi dan perbedaan yang ada dalam diri kita sehingga dapat menjadi keunikan diri dalam menghadapi persaingan dengan manusia, maupun robot.

4.       Selalu mematuhi rules of robotics agar kekhawatiran masyarakat dan beberapa ahli teknologi mengenai sistem AI kuat yang diciptakan oleh manusia dapat melebihi kemampuan dan kecakapan manusia itu sendiri sehingga dapat menghancurkan kehidupan manusia tidak terjadi.

Menurut saya, topik ini menjadi penting untuk dibahas untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi perkembangan teknologi yang terkadang susah dikontrol oleh masyarakat awam. Topik ini juga diharapkan dapat membangkitkan semangat pantang menyerah manusia apabila menghadapi kejadian yang sama dengan Lee Se-dol, yaitu pemain legendaris permainan catur Tiongkok (go), yang menyatakan bahwa dia tidak akan bermain go lagi setelah dikalahkan oleh DeepMind, perusahaan AI milik Google dengan skor 4-1.

 

Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan

https://actconsulting.co/memahami-artificial-intelligence-kecerdasan-buatan-secara-mudah/

https://www.hipwee.com/list/inilah-5-dampak-positif-artificial-intelligence-yang-belum-orang-ketahui/

www.wikipedia.com

https://www.jawapos.com/opini/02/01/2020/meneropong-kecerdasan-buatan-2020/

www.liputan6.com

https://leksanath.wordpress.com/2018/01/27/mengenal-dunia-vuca-dan-tantangannya/

https://marketeers.com/jelang-mpc18-cmclub-jakarta-bahas-vuca/

https://www.andalsoftware.com/Services/Articles/Sharing-Knowledge/articleid/30/6-macam-pekerjaan-yang-sedang-digantikan-oleh-mesin

 

#TantanganMasaDepan

#DuniaVUCA

#OSKMITB2020

#TerangKembali

1 komentar: