Minggu, 27 September 2020

Something About My Life

 

Nama saya Sekar Ariane Maharani. Saya lahir di Bandung, pada tanggal 31 Mei 2002. Saya hidup bersama ibu, ayah, dan kakak perempuan saya. Nenek saya merupakan tetangga saya yang tinggal hanya selang dua rumah dari rumah saya. Saya berumur 18 tahun. Saya dulu bersekolah di SDPN Sabang, SMP Negeri 30, dan SMA Negeri 3 Bandung. Saat ini, saya merupakan mahasiswa TPB fakultas FITB (Fakultas Ilmu Teknologi dan Kebumian), ITB Ganesha Bandung.

Sebagai manusia biasa, tentu saya memiliki kekurangan. Menurut saya, kekurangan yang paling menonjol dalam diri saya adalah memiliki mood yang mudah berubah setiap waktu sehingga membuat saya mudah merasa bosan, tidak gemar membaca, lebih suka melakukan pekerjaan sendiri, tidak PD dalam berbicara di depan umum, takut untuk berinteraksi dengan orang baru, dan tidak biasa mengambil keputusan sendiri. Untungnya, dibalik kekurangan, masih terdapat kelebihan dalam diri saya. Kelebihan ini biasanya saya tunjukkan kepada orang-orang terdekat. Saya dapat membaca suasana hati mereka melalui ekspresi yang ditunjukkan. Saya sering dijadikan tempat curhat karena dianggap sebagai pendengar yang cukup baik. Selain itu, saya juga dapat membuat suasana hati mereka kembali ceria melalui lelucon maupun tingkah laku konyol yang saya tunjukkan.

Sebagai generasi muda yang hidup di era modern, saya mengalami kesulitan dalam mempelajari teknologi canggih. Selain itu, saya juga tidak merasa nyaman berbicara di depan umum. Untungnya, saya memiliki orang-orang yang dapat mendukung saya dalam menghadapi dunia modern saat ini. Saya memiliki keluarga dan teman yang suportif dan edukatif. Dari merekalah saya termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih berani dengan melakukan diskusi mengenai isu-isu yang sedang terjadi di dunia ini secara santai sekaligus sebagai bentuk pelatihan diri untuk berinteraksi sosial dan menyampaikan pendapat.

Saya sering mengisi waktu luang dengan menonton film maupun mendengarkan lagu dalam bahasa Inggris. Kegiatan ini dapat menambah kosakata bahasa Inggris sekaligus memberikan pengetahuan pengucapan setiap kosakata tersebut. Kegiatan ini memang benar-benar saya nikmati sehingga membuat saya sempat tergerak untuk mempelajari bahasa asing lain. Namun, seperti biasa, sikap mudah bosan dan tidak konsisten membuat saya cepat menyerah. Alhasil, sampai saat ini pengetahuan bahasa asing saya belum bertambah.

Walaupun jurusan yang saya ambil ini tidak ada hubungannya dengan sastra dan bahasa, suatu hari nanti saya berharap bisa menjadi penyambung lidah Presiden Indonesia yang terkenal akan hal positif. Setelah dikenal sebagai penerjemah presiden, saya berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pentingnya penguasaan bahasa Inggris. Dengan demikian, semakin banyak orang yang termotivasi untuk menambah kecakapan berbahasa asing, terutama bahasa Inggris sehingga dapat meningkatkan daya saing diri dengan masyarakat dunia.

 

#StoryOfMyLife

#MendefinisikanPeran

#OSKMITB2020

#TerangKembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar